Manajemen Resiko

Manajemen risiko tradisional terfokus pada
risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal seperti bencana alam
atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum dan sisi lainnya terfokus pada
risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Pelaksanaan
manajemen risiko ialah untuk menimalisir risiko yang berbeda-beda yang
berkaitan dengan bidang yang telah dipilih sehingga dapat diterima oleh
masyarakat dan beragam jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen
risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya manusia,
staff, dan organisasi.
Pada perkembangannya resiko-resiko yang
dibahas dapat diklasifikasi menjadi :
- Risiko Operasional
- Risiko Hazard
- Risiko Finansial
- Risiko Strategi
Manajemen Rasional
Manajemen rasional ialah cara usaha pemasaran pada pelanggan yang meningkatkan pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan kepuasan maks pelanggan. Pelanggan yang baik merupakan suatu aset di mana bila ditangani dan dilayani dengan baik akan memberikan pendapatan dan pertumbuhan jangka panjang bagi suatu perusahaan.
Manajemen rasional ialah cara usaha pemasaran pada pelanggan yang meningkatkan pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan kepuasan maks pelanggan. Pelanggan yang baik merupakan suatu aset di mana bila ditangani dan dilayani dengan baik akan memberikan pendapatan dan pertumbuhan jangka panjang bagi suatu perusahaan.
Ada beberapa konsep inti manajemen rasional:
1. Horizon Orientasi Jangka Panjang
Keberhasilan manajemen rasional diukur dari seberapa lama pelanggan terjaga dalam hubungan dengan perusahaan.
2. Komitmen dan Pemenuhan Janji
Manajemen rasional menekankan upaya pemeliharaan sikap percaya atau kepercayaan, komitmen, dengan menjaga integritas masing-masing melalui pemenuhan janji atau timbal balik, empati di antara kedua belah pihak.
3. Pangsa Konsumen Bukan Pangsa Pasar
Manajemen rasional tidak lagi pada konsentrasi pada pencapaian pangsa pasar melainkan pada upaya untuk mempertahankan pelanggan.
4. Nilai Sepanjang Hidup Pelanggan
Perusahaan perlu mengidentifikasi pelanggan yang berpotensi menjalin hubungan jangka panjang dan kemudian menghitung nilai hidup pelanggan (Customer Lifetime Value – CLV) agar menguntungkan perusahaan.
5. Dialog Dua Arah
Untuk mencapai hubungan komunikasi yang diinginkan, maka diperlukan komunikasi dua arah.
6. Kustomisasi
Manajemen relasi memberikan pemahaman yang lebih baik akan tuntutan dan keinginan konsumen, sehingga memungkinkan penyediaan produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan.